The Silent Music of Mathematics.

     Setiap orang punya rasa yang berbeda dalam menanggapi persoalan matematika. Tetapi setiap orang punya rasa yang sama dalam mendengarkan musik. Hal menyenangkan, menyedihkan, bisa dirasakan. Rata-rata seorang composer hebat selalu memikirkan musiknya tanpa alat musik. Ia bisa mendengarkan melalui pikirannya, Nada-nada bermain menjadi melodi di pikirannya. Ia keluar dan menikmati semua bunyi dan suara disekitarnya.
     Dalam jurnal yang berjudul the silent music of mathematics, Penulis mengartikan bahwa matematika bisa semenyenangkan mendengarkan musik. Apa iya? Pikirku, mungkin di sebagian materi matematika bisa semenyenangkan itu. Bagaimana untuk pelajaran kalkulus?
   Dalam diskusi ini, ada yang berpendapat bahwa anak sekolah dasar bisa belajar aljabar. Bagaimana? Aljabar dasar mungkin mudah. Tapi ada beberapa konteks yang kita belom bisa menjelaskan bagaimana caranya lebih luas. Kalau hanya penjumlahan menggunakan penjumlahan tangan kanan dan kiri. Kananmu ada 6 kelereng. Kirimu 5 kelereng. Penjumlahan ya tinggal anak itu menjumlahkan di kedua tangannya. Bagaimana pengurangan? Menurutku insting anak sekolah dasar itu pasti tangan kanan (6) - tangan kiri (5) adalah 6. karna kelereng ditangan kirinya tinggal dibuang saja. Bukankah anak seusia mereka akan malah tambah bingung?
     Ini menjadi pekerjaan rumah untuk guru-guru yang ingin menjadikan matematika menjadi sesuatu yang real. Sehingga tugas guru adalah merencanakan sesuatu untuk pelajarannya agar ajarannya menjadi suatu yang deabstraksi dan kontekstual. Demikian siswa bisa mengerti dengan cara abstraksi dan dekontekstual. Apa mudah? Apa susah?


AmyBaidi

My name is Ummi Santria, I'm full time teacher and part time blogger who lived in Yogyakarta. I try to stay close to what keeps I feeling alive

Tidak ada komentar:

Posting Komentar